Star Wish : Ice Age

Di belahan dunia yang lain, sedang terjadi musim dingin, seorang perempuan terlihat sedang sibuk dengan sekopnya, menyekop salju sedikit demi sedikit, membuka jalan. Lalu ia melihat keatas, terlihat sedikit salju turun dari langit, setelah melihat itu dia langsung pergi dari sana, ia duduk di sebuah bangku kecil yang berada di bawah pohon, sepertinya ia sedang berada di taman kecil.

Seseoran datang duduk disampingnya, perempuan itu tidak begitu peduli, apalagi dia mengetahui jika ini adalah taman umum.

"Namamu siapa nak?"Orang yang duduk disampingnya itu mulai bertanya.
"Kirin, Kirin Fragnat." Tanpa melihat kearah orang itu ia melihat keatas langit, menatap setiap salju yang jatuh kebawah.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini kirin?"
"Ah.. Seseorang memintaku untuk membersihkan salju di sekitar sini, lagipula orang itu akan membayarku, jadi tidak begitu masalah untukku."Jawab Kirin, tapi kali ini ia mulai melihat ke wajah orang itu, terlihat seseorang yang cukup tua, 50 tahun, perempuan. Wajahnya sedikit berkeriput, tapi masih bisa dibilang menarik untuk Kirin.
"Apa yang anda sendiri lakukan disini?"Kali ini Kirinlah yang bertanya.
"Aku sedang berjalan-jalan, lalu tiba-tiba salju turun,jadi aku mencari tempat untuk duduk."
"Begitu ya.."Kirin kembali menatap salju yang turun.
"Kau menyukai salju?"
"Tentu saja, mereka indah bukan? Apalagi jika dilihat lebih dekat, membentuk begitu banyak kristal-kristal indah."
"Benar, tapi sebenarnya kau tahu bukan, disetiap keindahan tersendiri mempunyai keburukan?"
"Maksudnya?"Kirin langsung heran dengan kalimat yang dilontarkan oleh orang itu.
"Kirin... Kau tahu maksudku bukan?"Kali ini suaranya sedikit tinggi.
"Darimana anda tahu?"Kirin sekarang melihatnya. 
"Biar kuperkenalkan diriku, namaku adalah Omega, tentu saja bukan namaku yang sebenarnya."
"Jadi?"
"Aku adalah pencari kandidat dari sebuah turnamen, yakni Turnamen Genesis. Kami berharap anda dapat bergabung dengan kami."
"Oh.. Genesis, aku pernah mendengarnya. Maaf tapi aku tidak begitu tertarik dengan hal itu."
"Benarkah? Kami dapat membuat satu permintaanmu terkabul."
"Sekali lagi maaf, aku tidak begitu tertarik."
"Hahaha... Sudahku duga kau akan berbicara seperti itu."Omega mulai berdiri lalu berjalan menjauhi Kirin. "Baiklah, tapi kalau kau berubah pikiran, cari aku ditaman ini."
"Aku tidak akan merubah pikiranku."
"Haha... Benarkah?"Omega berjalan sudah benar-benar cukup jauh, lalu ia berhenti. "Dan kirin!."
Kirin melihatnya.
"Titip salamku, kepada ayahmu!"Omega mulai berkata hal seperti itu. Lalu serasa seperti sebuah peluru baru saja tertembak di hati Kirin, dan akhirnya Omega menghilang.

Kirin berjalan, keluar dari taman itu dengan sekopnya, lalu sampai ke sebuah rumah kecil, kumuh lalu ia masuk.
"Aku pulang."
"Ah, selamat datang."Balas seseorang yang berbaring di atas tempat tidur. "Apa yang kau lakukan disaat bersalju seperti ini Kirin?"
"Hanya mencari sedikit uang."
"Benarkah? Haha.. anak ayah sudah mulai dewasa kemarilah, ayah baru saja menonton sesuatu yang menarik tadi siang."
Kirin meletakkan sekopnya lalu berjalan dan duduk disamping ayahnya yang hanya bisa tertidur pasrah di kasur kecilnya.

Ayah kirin, Jack Fragnat, memiliki penyakit yang membuatnya tidak dapat berjalan, dan bernafas dengan baik. Karena dokter sudah tidak bisa menyelamatkannya lagi, ia dipulangkan untuk menghabiskan waktu bersama putrinya, Kirin.

Comments

Popular Posts